Inilah 10 Materi Dasar Fotografi Yang Perlu Anda Pelajari

Anda senang dan hobi motret? Senang mengambil gambar – gambar indah? Senang hunting dan berburu foto untuk dipotret? Suka mengabadikan momen apapun itu dengan kamera anda? Anda foto mania? Jika jawaban anda ya. Anda memiliki bakat terpendam untuk menjadi seorang fotografer 🙂

Untuk menjadi seorang fotografer, ada banyak hal yang perlu anda ketahui. Ada banyak hal yang perlu anda pelajari. Anda harus paham dan mengerti seluk beluk tentang fotografi. Dan itu semua bisa anda mulai dengan mempelajari materi dasar tentang fotografi.

Ibarat pepatah yang mengatakan bahwa perjalanan 1000 mil selalu dimulai dengan langkah pertama. Maka mempelajari dasar-dasar fotografi khususnya bagi anda yang pemula adalah wajib anda lakukan. Ini penting sebagai fondasi untuk anda melangkah lebih jauh lagi nantinya.

Layaknya sebuah rumah. Jika kuat fondasinya maka akan lebih mudah bagi kita untuk membangun pilar, menambahkan dinding dan atapnya.

Demikian juga dengan fotografi, jika anda ingin benar-benar menguasai ilmunya dan berkeinginan menjadi seorang fotografer handal dan professional nantinya, anda kudu, harus bin wajib memahami dasar – dasar ilmu fotografi.

Ada begitu banyak hal dalam dunia fotografi yang bisa anda pelajari dan anda gali. Ada beragam hal dalam fotografi yang bisa anda kembangkan. Bagi mereka yang pemula, kadang merasa bingung mau belajar dari mana dulu. Timbul beragam pertanyaan di kepala mereka. Seperti apa sih fotografi itu?

Apa yang mesti saya tau dan dalami pertama kali? Apa saya kudu membeli kamera mahal sekelas DSLR dulu baru saya bisa belajar? Kalo belajar lewat hape doang bisa kagak yah? Terus saya harus mengikuti les atau kursus gitu?

Bisa gak saya belajar secara otodidak saja? Mana yang harus saya pelajari dulu pertama kali?….. dan sederet pertanyaan lainnya yang mungkin muncul di kepala anda. Anda pernah mengalaminya? Atau barangkali salah satu dari pertanyaan diatas pernah terlintas dalam benak dan pikiran anda?

Jika demikian adanya. Anda datang di situs dan tempat yang tepat untuk belajar. Karena disini (foto.co.id) anda akan menemukan beragam tulisan dan artikel yang sangat bermanfaat untuk anda pelajari.

So, stay tune yah, and don’t go anywhere hehehe 🙂

Pertama – tama, anda harus tanamkan dalam hati dulu bahwa mempelajari fotografi itu ibarat belajar naik sepeda pertama kalinya. Anda masih ingat khan, bagaimana dulu anda belajar naik sepeda saat anda masih kecil?

Tentu proses jatuh bangun, latihan berulang kali, harus anda lakukan. Kadang panas terik tidak anda hiraukan. Yang penting anda bisa naik sepeda. Nah, demikian juga dengan belajar fotografi.

Anda harus terus belajar dan berlatih. Anda harus terus mengasah kemampuan anda setiap hari. Anda harus membiasakan diri membawa kamera dan memotret. Bukankah ada pepatah yang mengatakan ala bisa karena biasa?

Intinya adalah kebiasaan dan pembiasaan. Latihan dan pengulangan hingga jadi bisa dan mahir. Nah, karena itu. Anda harus berani untuk memulai. Jangan pernah takut untuk memulai. Mulai dari mana?

Mulai dari membaca tulisan ini hingga selesai hehehe 🙂 Yah, serius. Anda bisa memulainya dengan memahami 10 materi dasar fotografi berikut ini. Oke, anda sudah siap? Mari kita mulai petualangan ini 🙂

  1. Mengenal dan Memahami Fitur Dasar Kamera Anda

Anda sudah memiliki kamera? Apa kamera anda saat ini? DSLR, mirrorless atau kamera ponsel atau kamera saku? Jika sudah punya, saatnya sekarang untuk benar-benar memahami detail fungsi dasar dari setiap fitur atau bagian dari kamera yang anda punya tersebut.

Memahami fitur dasar dan pengaturan apa saja yang esensial adalah penting untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal dari kamera anda.

Lalu pertanyaannya, fitur-fitur apa sajakah yang paling esensial untuk anda pelajari? Setidaknya ada 5 hal yang penting anda ketahui:

  1. Camera Mode

Bagi anda yang baru pertama kali menggunakan kamera DSLR atau mirrorless, mungkin akan lebih mudah bagi anda untuk menyetel kamera anda dengan setting Auto atau Program saja, biar otomatis, yah tinggal jepret sana jepret sini.

Gak pake ribet dan gak perlu pusing ketimbang settingan manual yang notabene bikin pusing, apalagi bagi anda yang pemula hehehe 🙂 namun jika anda ingin lebih serius dalam menguasai kamera anda. Anda mesti mempelajari lebih dalam lagi mode-mode manual yang ada di kamera anda.

  1. Aperture (Bukaan)

Hal pertama yang harus dipertimbangkan apabila mengambil foto dengan kamera digital khususnya kamera mirrorless adalah efek aperture pada gambar.

Bagaimana hasil perubahan pada gambar atau foto sangat tergantung pada aperturenya atau bukaannya apakah dilebarkan atau disempitkan.

Aperture terletak didalam lensa dan mengendalikan seberapa banyak cahaya bisa melewati lensa menuju sensor. Aperture atau bukaan yang besar memungkinkan banyak cahaya yang bisa masuk dan sebaliknya bukaan yang kecil membuat cahaya sedikit.

Mengetahui bagaimana aperture mempengaruhi foto adalah salah satu bagian yang paling penting dalam ilmu fotografi, aperture ini antara lain sangat mempengaruhi:

  1. Jumlah cahaya
  2. Depth of field
  3. Kecepatan lensa
  4. Ketajaman gambar
  5. Vignetting (Efek Redup)

Angka F adalah nomor matematis yang mengekspresikan diameter aperture, yang merupakan salah satu bagian penting dalam memahami bagaimana aperture dan eksposur bekerja.

Semua angka F memiliki notasi yang umum, misalnya f/5.6 atau f/2.8. ada beberapa jumlah set angka F yang digunakan dalam fotografi, ada beberapa skala yang berbeda tetapi “standar” skala angka F full – stop adalah dari f/1.4 (bukaan terbesar) hingga f/22 (bukaan terkecil).

  1. Shutter Speed (Kecepatan Rana)

Shutter atau rana adalah mekanisme yang mengontrol berapa lama sensor terkena cahaya. Semakin lama shutter membuka semakin banyak cahaya dapat ditangkap oleh sensor.

Shutter berbentuk seperti bilah yang dapat membuka dan menutup dengan cepat, tetapi lama waktu membukanya bisa diatur yang dinamakan dengan shutter speed.

Shutter speed tinggi akan menghasilkan objek freeze tidak bergerak dan Shutter speed rendah atau kecepatan rana lambat akan menangkap gerakan dari objek bergerak (gambar menjadi blur).

Ada skala stop untuk kecepatan rana seperti pada aperture, contoh dibawah ini adalah satu full stop (dalam detik/second):

1/16000, 1/8000, 1/4000, 1/2000, 1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1, 2, 4, 8, 16

Dan seperti aperture, shutter speed pada umumnya juga memiliki skala 1/3, memberikan dua langkah diantara setiap full-stop. Misalnya antara 1/60 dan 1/125 bisa menggunakan 1/80 dan 1/100.

Dua faktor utama yang mengendalikan eksposur adalah shutter speed dan aperture. Dengan perkembangan teknologi, saat ini sudah ada yang namanya electronic shutter dimana tidak lagi melibatkan mekanisme bilah yang membuka dan menutup, tetapi sepenuhnya rekayasa elektronik.

  1. White Balance

White balance adalah fitur yang memastikan bahwa warna putih diproduksi secara akurat, apapun jenis kondisi pencahayaan saat foto itu diambil.

Pada tingkat yang paling dasar, adalah umum jika anda menggunakan pengaturan Auto White Balance. Namun demikian, pengaturan ini bukan solusi yang bisa kita terapkan untuk semua kondisi.

Untuk pengaturan white balance yang paling sesuai dengan sumber pencahayaan, pilih salah satu pengaturan preset white balance pada kamera anda.

Dan setting white balance hanya perlu jika kita menganggap warna penting. Untuk foto hitam putih (BW) white balance tak diperlukan sama sekali. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar dibawah ini.

  1. Kecepatan ISO

Apa itu ISO? Dalam bahasa yang sederhana, ISO adalah level atau tingkat sensivitas kamera terhadap cahaya. Semakin rendah angka ISO nya semakin kurang sensitif kamera anda terhadap cahaya, sedangkan semakin besar angka ISO yang ada maka semakin tinggi pula tingkat sensivitas kamera anda terhadap cahaya.

Dengan kamera digital seperti mirrorless, ISO sangat mempengaruhi sensor. Sebuah kecepatan ISO yang rendah membutuhkan waktu lama untuk pencahayaan, kecepatan ISO tinggi memerlukan waktu sedikit untuk memberikan eksposur yang sama.

Satu langkah dalam ISO sama dengan satu full-stop. Pada ISO tidak ditemukan skala 1/3. Berikut kecepatan ISO yang paling umum.

ISO 50 100 200 400 800 1600 3200 6400 12800 25600

Pada film 35 mm, film dengan kecepatan ISO tinggi memiliki lebih banyak buliran dari sebuah film yang lebih lambat – tetapi sensor yang lebih modern kini tidak menggunakan mekanisme yang sama.

Sehingga sensor digital menciptakan noise. Noise digital tidak terlihat baik pada buliran film. ISO yang tinggi dapat membuat gambar noise yang sangat menggangu.

  1. Mengenal Jenis Dan Fungsi Lensa

Lensa adalah salah satu dari 2 komponen utama yang membentuk sebuah kamera, khususnya kamera DSLR atau mirrorless. Yang pertama adalah bodi kamera dan yang kedua adalah lensa kamera itu sendiri.

Keduanya tidak bisa dipisahkan, karena kalau dipisahkan tidak akan bisa berfungsi sebagai mana mestinya. Yah, kecuali anda ngeyel mau pake kamera tanpa lensa hahaha 🙂

Oke, sekarang kita akan membahas jenis – jenis lensa yang pada umumnya dipakai dalam dunia fotografi. Secara garis besar, lensa terbagi dua yaitu lensa zoom dan lensa fix. Mari kita lihat keunikan dari kedua jenis lensa ini.

Apa itu lensa zoom?

Lensa zoom adalah lensa yang panjang fokal lensanya bisa diubah-ubah. Salah satu lensa zoom yang paling terkenal mungkin sudah anda miliki yaitu lensa kit.

Umumnya panjang fokal lensa kit dimulai dari 18mm dan berakhir di 55mm. Lensa kit begitu terkenal karena harganya murah dengan kualitas yang masih bisa diandalkan.

Kelebihan utama dari lensa zoom adalah fleksibilitas yang anda bisa dapatkan dalam satu lensa. Artinya anda tidak perlu gonta-ganti lensa lagi untuk bisa mendapatkan jarak fokal lensa yang anda inginkan. Nah, yang kedua adalah lensa fix.

Apa itu lensa fix?

Lensa fix atau lensa tetap (fix = tak berubah) merupakan kebalikan dari lensa zoom dimana lensa yang ada tidak bisa diubah-ubah. Anda hanya bisa pasrah menerima kenyataan fokal lensa yang tertera di bodi lensa tersebut.

Contohnya, jika anda memiliki lensa fix 50mm anda tidak akan mungkin memotret landscape dan mendapatkan sudut pandang sama seperti lensa 18mm. Bahkan sekalipun anda mundur hingga jaran yang jauh pun hasilnya tetap akan beda.

Keuntungan utama dari lensa fix ini adalah kualitasnya yang secara rata-rata lebih baik daripada lensa zoom di rentang harga yang sama.

Selain itu, keuntungan lain dari memilih lensa jenis ini adalah factor harga yang lebih murah, ringan serta memiliki bukaan maksimum yang besar (umumnya f/1.8 – f/1.2). Kekurangan utama yah itu tadi tidak bisa zoom 🙂

Anda harus maju mundur manual dengan kaki sendiri untuk mengkomposisikan gambar, yah hitung-hitung olahragalah hehehe 🙂

  1. Belajar Pencahayaan (Karakter, Arah Dan Intensitas Cahaya)

Inti dari fotografi adalah cahaya. Cahaya adalah kehidupan. Cahaya adalah raja. Cahaya adalah segalanya. Tanpa cahaya tidak ada yang namanya fotografi. Bukankah fotografi berarti melukis atau menggambar dengan cahaya?

Karena itu adalah penting kiranya agar anda benar-benar memahami karakter cahaya, arahnya dan intensitasnya. Ada 2 jenis cahaya, cahaya alami (sunlight) dan cahaya buatan (artificial light).

Lebih disarankan untuk gunakan pencahayaan alami, pastikan pencahayaan yang ada cukup. Jangan berlebihan apalagi kurang. Perhatikan karakter cahaya, bagaimana arah dan intensitasnya. Hal ini sangat penting.

Perhatikan posisi matahari sehingga anda bisa mengetahui dengan jelas arah sumber cahaya yang ada. Hal ini sangat penting jika anda ingin menghasilkan foto yang terang, tajam dan jernih.

Jika anda ingin melakukan foto siluet, lakukan pemotretan dengan posisi matahari tepat berada di belakang objek. Sebaliknya, jika anda ingin cahaya fokus pada objek maka lakukan pemotretan dengan posisi matahari berada di depan atau disamping objek.

Selain cahaya alami yang bersumber dari matahari, anda juga bisa menggunakan cahaya lampu atau flash dari kamera anda. Penggunaan lampu dianggap lebih fleksibel dalam menentukan arah datangnya cahaya sehingga dapat menghasilkan foto yang lebih tajam.

Karena itu, banyak fotografer yang hanya memanfaatkan cahaya alami. Cahaya di pagi hari adalah pilihan terbaik karena memiliki karakter yang lembut dan shadow yang lebih minim. Sedangkan di sore hari, kita perlu menggunakan cahaya tambahan untuk memperlembut shadow atau bayangan.

Cahaya natural memiliki keunggulan tersendiri yakni mampu menampilkan detail, bentuk dan warna yang riil dan nyata. Penggunaan cahaya matahari sebagai main light atau pencahayaan utama sangat dianjurkan.

  1. Mengenal Eksposur

Dalam dunia fotografi sering kita mendengar istilah exposure, under exposure dan over exposure. Apa sih sebenarnya eksposur itu? Eksposur adalah nyawa dari fotografi.

Eksposur mengacu pada seberapa banyak cahaya yang jatuh dan masuk ke medium (film atau sensor gambar) yang akan mempengaruhi seberapa terang dan gelapnya foto yang dihasilkan oleh kamera.

Jika paparan cahaya yang diterima terlalu banyak maka hasil foto yang dihasilkan menjadi terlalu terang. Ini yang sering disebut sebagai over exposure sebaliknya jika cahaya yang diterima terlalu sedikit maka foto yang dihasilkan juga terlalu gelap, ini yang disebut sebagai under exposure.

Untuk lebih mudahnya perhatikan gambar dibawah ini.

Secara keseluruhan exposure diipengaruhi oleh 7 hal:

  1. Jenis dan intensitas sumber cahaya
  2. Respon benda terhadap cahaya
  3. Jarak kamera dengan benda
  4. Shutter speed
  5. Bukaan/aperture/diagfragma
  6. Ukuran ISO/ASA film yang digunakan
  7. Penggunaan filter tertentu

Intinya adalah tingkat exposure akan sangat mempengaruhi kualitas foto anda secara keseluruhan.

  1. Pelajari Tentang Komposisi

Apa sih yang dimaksudkan dengan komposisi? Sederhananya, komposisi adalah susunan. Komposisi dalam fotografi bisa diartikan sebagai susunan gambar dalam suatu ruang.

Atau bisa juga sebagai cara menyusun elemen-elemen objek foto yang penting secara keseluruhan yang ada dalam foto. Tujuan mengatur komposisi dalam fotografi adalah untuk membangun “mood” suatu foto agar memiliki keseimbangan objek yang ada dalam foto tersebut.

Selain itu, dengan mengatur komposisi sebuah foto, anda dapat melatih kepekaan mata anda untuk menangkap berbagai elemen atau unsur saat memotret.

Karena tanpa memahami komposisi, anda tidak akan bisa menghasilkan foto yang sempurna. Komposisi ini dapat dipahami sebagai cara menata elemen-elemen seperti garis, bentuk, warna dan gelap terang ke dalam frame (bingkai) gambar.

Komposisi pada foto itu sangat penting. Bahkan salah satu yang paling penting dalam belajar fotografi. Karena komposisi akan menentukan seberapa bagus foto anda, apakah foto anda memiliki makna atau hanya sekedar jeprat – jepret biasa saja.

Komposisi sendiri sangat kompleks untuk dipelajari. Dalam fotografi kita mengenal beragam istilah terkait komposisi seperti rule of third, golden ratio, spiral, pattern dan masih banyak lagi.

Ingat, penentu utama kualitas foto yang keren adalah komposisi!

Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi lewat foto).

  1. Belajar Tentang Angle Dan Jenis – Jenisnya

Angle dalam istilah fotografi dipahami sebagai sudut pengambilan gambar atau foto. Ada 3 jenis angle atau sudut yang biasa digunakan dalam fotografi.

  1. Angle Tinggi (Bird Eye)

Pada posisi high angle (bird eye), objek foto yang dipotret lebih rendah dari anda. Pengambilan gambar dilakukan dengan meletakkan tingi kamera di atas objek. Kesan psikologis, objek tampak tertekan.

  1. Angle Sejajar Mata (Eye Level)

Pada posisi ini, sudut pengambilan gambar dimana objek berada pada posisi sejajar dengan fotografer (sama seperti saat mata memandang). Kesan psikologis, kewajaran dan kesetaraan.

  1. Angle Rendah (Frog Eye)

Pada posisi ini, sudut pengambilan gambar dengan meletakkan tinggi kamera dibawah objek atau dibawah garis mata orang. Kesan psikologis, objek tampak berwibawa.

 

  1. Mengenal Aturan Dasar “Rule of Third”

Rule of third atau aturan sepertiga adalah petunjuk bagaimana caranya memosisikan objek di sepertiga bagian dalam foto agar lebih enak dlihat. Pada aturan sepertiga, bidang foto dibagi menjadi tiga bagian sama besar.

Baik secara horizontal maupun vertikal, sehingga objek terlihat lebih indah dan seimbang. Tiga bagian sama besar ini membuat foto jadi mempunyai 9 area sama besar.

Perpotongan garis vertikal dan horizontal merupakan titik perhatian pemirsa dalam menyaksikan suatu adegan.

  1. Belajar Depth of Field (Kedalaman Fokus Foto)

Salah satu factor yang menentukan kualitas hasil dari foto anda adalah Depth of Field (DoF). Pelajari bagaimana unsur Depth of Field (kedalaman fokus foto) mempengaruhi hasil bidikan anda.

Anda akan menemukan bahwa Depth of Field (DoF) yang lebih kecil atau sempit (f-stop lebih kecil, misalnya f/2.8) menghasilkan gambar yang semua fokusnya tertuju pada objek utama dan backgroundnya terlliihat lebih kabur.

Teknik foto ini cocok digunakan untuk memotret orang-orang yang anda sayangi dan anda kasihi seperti anak anda, pasangan anda, ataupun binatang kesayangan anda, foto model, dll.

Sebaliknya, untuk Depth of Field (DoF) yang lebih besar (f-stop lebih besar, misalnya f/22) akan menghasilkan foto dengan fokus ke semua area yang terlihat dalam viewfinder atau jendela bidik. Teknik ini sangat bagus untuk digunakan memotret pemandangan.

  1. Belajar Teknik Foto “Panning”

Anda tau apa itu panning? Panning adalah salah satu teknik fotografi yang digunakan untuk membekukan gerakan benda yang bergerak. Ide dibalik teknik panning ini adalah untuk mengatasi masalah dalam menangkap objek yang bergerak dengan kecepatan tinggi.

Ciri-ciri foto dengan teknik panning adalah fokus dengan tajam terhadap objek yang bergerak sedangkan background nya blur atau kabur. Anda mungkin penasaran. Bagaimana sih teknik foto panning itu? Ada 8 langkah mudah menerapkan teknik foto panning, simak tipsnya dibawah ini.

  1. Pilih shutter speed yang lebih rendah dari yang anda sering gunakan. Mulai dengan 1/30 sec kemudian coba shutter speed yang lebih rendah. Shutter speed yang digunakan tergantung pada jumlah cahaya dan kecepatan objek, gunakan 1/60 sec hingga 1/8 sec
  2. Posisikan diri anda di tempat dimana pandandan anda terhadap objek tidak akan terhalang oleh siapapun, atau apapun. Pertimbangkan juga background dari objek anda, meskipun akan blur tapi jangan sampai mengganggu objek anda. Background yang berwarna akan cenderung menghasilkan blur yang bagus.
  3. Jika anda menggunakan lensa yang panjang, gunakan tripod atau monopod dengan head yang bisa berputar agar pergerakan kamera lebih mulus dalam mengikuti objek.
  4. Jika anda menggunakan kamera dengan auto focus motor servo, anda dapat membiarkan kamera melakukan focus mengikuti pergerakan objek dengan menekan setengah tombol shutter.
  5. Jika kamera anda tidak memiliki auto focus yang cukup cepat, anda harus melakukan pra-fokus pada kamera anda di tempat dimana anda aan menekan tombol shutter.
  6. Ikuti pergerakan objek sambil menekan setengah tombol shutter untuk mengambil fokus pada objek, jika pergerakan tangan anda sudah relatif sama dengan objek maka tekan penuh tombol shutter (lakukan selembut mungkin untuk mengurangi guncangan pada kamera)
  7. Stelah anda menekan tombol shutter terus ikuti arah pergerakan objek sampai proses pengambilan gambar selesai
  8. Terakhir jangan lupa untuk terus praktek, praktek dan praktek. Kenapa? Yah, seperti kata pepatah: “practice makes perfect” praktik membuat kita mahir dan piawai. Lakukanlah banyak latihan dalam mempraktekan teknik

Gambar terkait

  1. Belajar menggunakan filter yang pas

Pemberian efek filter seperti hitam putih, sepia, efek negatif foto, dan sebagainya boleh jadi bagus, boleh jadi kurang bagus. Hal ini sifatnya relatif dan subjektif. Tapi, menurut kebanyakan orang kalau foto sudah terlalu banyak diberi filter, hasilnya malah jadi kurang bagus.

Editlah dengan tujuan utama untuk memperkuat kesan foto, bukan untuk menghiasnya. Karena jika berlebihan, kesan yang ingin ditonjolkan dari sebuah foto akan berkurang.

Pesan yang ingin disampaikan juga akan bias. Justru, foto yang dibiarkan sederhana dan tidak terlalu banyak polesan atau filter bisa menjadi lebih bagus. Karena itu, sebisa mungkin meminimalisir pemberian efek filter yang berlebihan alias lebay hehehe 🙂

Demikian 10 materi dasar seputar fotografi yang perlu anda pelajari. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat dan membuat anda semakin semangat belajar fotografi. Bagaimana, ada pendapat barangkali? Silahkan share yah di kotak komentar 🙂

Scroll to Top