Kali ini, foto.co.id ingin berbagi sedikit mengenai ISO dalam fotografi. Adalah hal yang sangat menantang untuk memperoleh gambar yang bagus tanpa adanya pemahaman yang baik tentang bagaimana ISO bekerja dan apa yang dilakukannya. ISO pada kamera merupakan salah satu dari tiga pilar fotografi (Aperture and Shutter Speed) yang memberikan kontribusi signifikan untuk gambar yang jelas dan tajam. Itulah sebabnya, setiap fotografer harus benar-benar memahaminya agar bisa mendapatkan hasil maksimal dari peralatan mereka.
Apa itu ISO?
Secara sederhana, ISO adalah ukuran tingkat sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Dengan kata lain, semakin rendah settingan ISO pada sebuah kamera, maka kualitas foto yang akan dihasilkan pun semakin bagus. Menyadari akan pentingnya ISO dalam fotografi, maka kami (foto.co.id) ingin berbagi sedikit mengenai ISO dan bagaimana cara menggunakannya agar bisa memperoleh hasil yang maksimal.
Coba perhatikan gambar dibawah ini:
Perbedaannya jelas – gambar di sisi kanan menggunakan ISO 3200, sedangkan yang di sebelah kiri menggunakan ISO 200. Jadi dengan kata lain, semakin rendah settingan ISO pada kamera yang kamu miliki, maka kualitas gambar yang dihasilkan berkualitas tinggi.
Tentunya setiap kamera memiliki sesuatu yang disebut “Base ISO (ISO dasar/standard)” yang biasanya merupakan nomor ISO terendah dari sensor yang dapat menghasilkan kualitas gambar tertinggi. Beberapa kamera SLR Nikon yang lebih tua dan sejumlah kamera modern lainnya seperti Fuji X-T2, memiliki basis ISO 200, sedangkan kamera digital Nikon dan Canon paling modern memiliki basis ISO 100. Jadi, dengan kata lain, kamu harus selalu berusaha untuk tetap bertahan ke basis ISO untuk mendapatkan kualitas gambar tertinggi.
Sekalipun demikian, tidak selamanya memungkinkan untuk menggunakan ISO yang rendah terutama saat kamu sedang mengambil gambar dalam kondisi kurang cahaya. Biasanya, nomor ISO mulai dari 100-200 (Base ISO). Urutan ISO adalah: 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400 dan lain-lain. Yang penting untuk dipahami adalah setiap langkah di antara angka tersebut, secara efektif melipat-gandakan sensitivitas sensor.
Jadi, ISO 200 dua kali lebih sensitif dari ISO 100, sedangkan ISO 400 dua kali lebih sensitif dari ISO 200. Ini membuat ISO 400 empat kali sensitif terhadap cahaya dari pada ISO 100, dan ISO 1600 enam belas kali lebih sensitif terhadap cahaya seperti dari pada ISO 100, dan seterusnya. Jadi, apa artinya memiliki sensor berukuran enam belas kali lebih sensitif terhadap cahaya? Itu berarti dibutuhkan enam belas kali lebih sedikit waktu untuk menangkap gambar!
Contoh kecepatan rata-rata ISO:
ISO 100 – 1 second
ISO 200 – 1/2 of a second
ISO 400 – 1/4 of a second
ISO 800 – 1/8 of a second
ISO 1600 – 1/15 of a second
ISO 3200 – 1/30 of a second
Jadi, sebagaimana contoh kecepatan ISO di atas, jika sensor kamera kamu membutuhkan waktu 1 detik untuk menangkap gambar pemandangan di ISO 100, maka dengan beralih ke ISO 3200, kamu bisa menangkap pemandangan yang sama pada 1/30 detik.
Coba perhatikan gambar dibawah ini:
Gambar ini diambil dengan menggunakan ISO 800. Jadi, sensor kamera membutuhkan waktu 1/200 detik untuk membekukan gambar tersebut secara utuh saat mereka sedang terbang. Sekarang, apakah yang akan terjadi jika menggunakan ISO 100? Sensor kamera akan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk menangkap pemandangan yang sama yaitu 1/250 detik.
Sebagai tambahan …
Kapan waktu terbaik untuk menggunakan settingan ISO tinggi dan rendah? Berikut ini adalah pilihan yang bisa anda gunakan saat sedang memotret.
ISO 100-200: Foto Anda akan memiliki detail dan kualitas terbaik; bagus untuk pemotretan di siang hari karena tidak perlu lagi meningkatkan ISO lebih tinggi. Penembakan pada 1600 dalam kondisi terang akan menjadi limbah karena hal ini akan mengakibatkan adanya gabah yang mudah terhindar.
ISO 200-400: Untuk kondisi yang sedikit lebih gelap, seperti di tempat teduh atau di dalam ruangan di tempat menyala (terang).
ISO 400-800: Menggunakan rentang ini saat memotret dengan lampu kilat di dalam ruangan sangat menolong karena membantu kamu menghasilkan paparan yang lebih banyak dengan latar belakang yang terperinci.
ISO 800-1600: Fotografer acara sering tidak memiliki pilihan selain menggunakan rentang ini karena siaran langsung sering terjadi dalam kondisi kurang cahaya dimana flash tidak diizinkan.
ISO 1600-3200: Sekali lagi, fotografer acara akan menggunakan rentang ini untuk pertunjukan live, tapi juga digunakan dalam kondisi cahaya rendah yang ekstrem dimana menggunakan tripod bukanlah pilihan.
ISO 3200+: Rentang ini dicadangkan untuk kondisi cahaya ekstra rendah dan efek artistik seperti pada kebanyakan kamera, dan tidak mungkin untuk menghindari hasil kasar dalam rentang ini.
Demikianlah artikel mengenai apakah ISO itu dalam fotografi yang bisa kami sediakan buat anda. Kiranya artikel ini bisa bermanfaat. Selamat mencoba …