Kali ini, foto.co.id ingin membagikan artikel mengenai istilah-istilah yang sering dipakai dalam fotografi. Bagi yang baru belajar dan baru saja memiliki kamera digital, tentunya artikel ini nampak sedikit asing. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, maka semuanya akan terbiasa dan merasa tidak asing lagi. Ada begitu banyak istilah-istilah fotografi yang sering dijumpai dalam fotografi, dan bagi kaum awam dan pemula, ada begitu banyak istilah yang sering membingungkan. Itulah sebabnya, kami ingin berbagi sedikit mengenai istilah-istilah yang sering digunakan dalam fotografi.
Nah, tanpa panjang lebar lagi, maka simaklah 10 istilah-istilah penting yang perlu kamu ketahui dalam fotografi.
1. Exposure (Pencahayaan)
Pencahayaan adalah jumlah total cahaya yang mencapai sensor digital. Hal ini dikontrol dengan mengatur aperture, shutter speed, dan ISO. Sebagai contoh, jika anda memotret pemandangan siang hari dengan terlalu banyak cahaya maka anda akan berakhir dengan gambar yang terlalu terang, mencolok, dan tidak realistis. Di sisi lain, jika anda menggunakan aperture kecil dengan ISO rendah disertai dengan shutter speed yang pendek, maka hal itu bisa membuat pemandangan siang hari anda terlihat gelap dan suram. Karena itu, menyeimbangkan shutter speed, ISO, dan aperture untuk mendapatkan eksposur yang benar adalah kunci fotografi yang hebat.
2. Aperture (Lubang Lensa)
Aperture dan f-stop berhubungan erat satu sama lain. Aperture mengacu pada lubang lensa yang menerangi cahaya saat foto diambil. Aperture yang lebih besar, memungkinkan penerangan yang lebih banyak. F-stop hanyalah nama yang sering digunakan fotografer saat membahas berbagai ukuran aperture. Aperture merupakan hal yang sangat penting dalam fotografi karena hal tersebut dapat memanipulasi cahaya.
F-stop yang tepat untuk kondisi pencahayaan merupakan faktor utama dalam kualitas foto terakhir. Sulit untuk memberikan aturan khusus terhadap pengaturan F-stop, karena pengaturan yang benar bergantung pada beberapa aspek juga seperti lensa, shutter speed, dan objek yang hendak anda potret. Hanya dengan bereksperimen, maka anda bisa menemukan pengaturan aperture yang tepat dan sesuai untuk anda.
F-stop juga memungkinkan fotografer memanipulasi depth of field untuk menciptakan efek artistik yang berbeda dalam foto yang dibuat. Ingat, aperture yang besar akan memberi anda depth of field yang sempit, sementara aperture yang kecil akan menghasilkan depth of field yang besar.
3. Flash (Lampu Kilat)
Flash bisa menjadi sumber cahaya yang penting saat memotret di daerah dengan cahaya rendah atau situasi yang tidak rata. Namun, meski anda hanya memotret foto di pertemuan keluarga dengan kamera point-and-shoot murah, anda mungkin sudah menyadari keterbatasan lampu kilat sebagai sumber cahaya utama. Jika anda terjebak dengan flash built-in kamera anda dan tidak ada cara yang baik untuk meningkatkan pencahayaan, maka cobalah trik dibawah ini, yaitu mundur dari subjek dan pakai zoom jika perlu.
Ada banyak kamera digital yang memungkinkan anda mengurangi intensitas lampu kilat melalui menu pengaturan, jadi jangan lupa untuk mencobanya juga. Jika hal tersebut gagal, cobalah untuk menempelkan jari anda di atas lampu kilat. Ini adalah metode hit-or-miss, dan foto akan menjadi gelap, tapi jika anda bereksperimen, anda mungkin akan menangkap suasana yang anda cari.
Tentu saja, fotografer profesional bisa memainkan berbagai macam trik dengan flash, mulai dari menggunakan flash remote, memantulkan lampu kilat dari permukaan yang reflektif, atau menggunakan lampu kilat di tengah pemaparan yang panjang untuk membekukan aksi. Ini merupakan alat pencahayaan yang serbaguna.
4. Depth of Field
Depth of field adalah bagian yang tampak tajam (tidak buram) dan jelas yang berada dalam jangkauan tertentu. Hal ini juga biasanya disebut dengan istilah ruang tajam.
5. Fokus
Fokus adalah fungsi dari lensa kamera. Objek yang fokus akan tampak jernih, sementara yang tidak fokus akan tampak kabur. Fotografer memiliki banyak cara untuk memanipulasi dan menyesuaikan fokus. Beberapa lebih suka memfokuskan tembakan secara manual menggunakan dengan menggunakan cincin fokus (ring focus).
Pengguna kamera point-and-shoot sering mengandalkan AF (auto focus) yaitu sistem yang memungkinkan sensor kamera mendeteksi jarak subjek secara otomatis untuk menyesuaikan fokus. AF (auto focus) sangat berguna, namun memiliki batas jika anda memotret beberapa subjek pada berbagai jarak atau subjek yang bergerak ke-arah atau menjauh dari kamera.
Beberapa kamera canggih sudah dilengkapi dengan fokus otomatis yang memungkinkan pelacakan terus – menerus terhadap subjek yang bergerak dan menjaga mereka tetap fokus di mana pun mereka pergi. Jika salah satu dari kamera ini tidak sesuai dengan anggaran yang anda miliki, maka anda dapat menetapkan fokus secara manual untuk jarak dan waktu tertentu saat subjek mencapai tempat yang tepat. Anda bahkan bisa bermain AF dengan memaksanya untuk fokus pada beberapa objek dengan jarak yang tepat, lalu mengambil foto sebenarnya dari subjek yang sama sekali berbeda yang bergerak ke jarak yang sama.
6. ISO
Iso adalah singkatan dari International Standard Organization yaitu badan yang berwenang untuk menetapkan standard kategori film yang digunakan dalam dunia fotografi. ISO adalah ukuran sensitivitas cahaya.
7. Lens
Lensa yaitu alat yang terdiri dari beberapa cermin yang mengubah benda menjadi bayangan yang bersifat terbalik, diperkecil, dan nyata. Lensa merupakan salah satu bagian yang penting dalam sebuah kamera. Karena itu, dalam memilih lensa kamera maka perhatikanlah panjang fokusnya. Pada umumnya, hal ini mengacu pada panjang lensa itu sendiri yang diukur dalam milimeter.
Lensa 50 mm dianggap rata-rata, bagus untuk memotret subjek yang tingginya 33 sampai 65 kaki (10 sampai 20 meter) dari kamera. Lensa wide angle memiliki focal length yang lebih pendek yang bisa menangkap pemandangan panoramik besar atau subjek besar yang relatif dekat dengan Anda. Sedangkan lensa telephoto yang memiliki panjang fokus ratusan milimeter membuat subjek jauh terlihat lebih dekat, namun dengan luas pandangan yang terbatas.
8. Shutter Speed
Sejauh ini kita telah berbicara tentang aperture, yang mendefinisikan berapa banyak cahaya yang masuk, dan nomor ISO yang menentukan sensitivitas cahaya sensor kamera. Shutter speed merupakan bagian yang tak bisa dipisakan dengan aperture dan ISO. Ini mengacu pada berapa lama shutter tetap terbuka untuk memungkinkan cahaya masuk. Shutter speed diberikan dalam hitungan detik, dan pada biasanya anda akan menembak 1/500.
Shutter speed itu rumit karena shutter speed yang lambat tidak hanya membiarkan lebih banyak cahaya masuk, sehingga menyebabkan gambar kabur. Selama shuter speed terbuka, cahaya masuk melalui sensor, dan jika terjadi getaran terhadap kamera maka gambar yang diperoleh akan terlihat blur (kabur).
Jadi, untuk mengurangi kemungkinan gambar yang blur selama menggunakan shutter speed dalam waktu yag lama maka adalah lebih baik untuk menggunakan tripod. Tripod akan menjaga kestabilan kamera kamu selama proses pengambilan gambar dengan menggunakan shutter speed yang lambat.
9. White Balance
White balance menunjukkan perbedaan yang menarik antara kamera dan mata manusia. Mata manusia memiliki otak manusia yang terpasang. Bila anda melihat benda putih, otak anda sebenarnya menafsirkan isyarat pencahayaan di sekitar anda dan menghitung bahwa benda itu berwarna putih dengan cepat. Jika benda itu berada di bawah cahaya biru, warnanya akan benar-benar biru, tapi otak anda mengkompensasi perbedaan warna, jadi anda akan melihatnya putih.
Kamera tidak memberikan kompensasi seperti itu kecuali jika anda memaksa melakukannya, jadi jika benda putih berada di bawah cahaya kebiruan, kamera akan merekam piksel kebiruan. Menyesuaikan white balance membantu memaksa kamera untuk mengkompensasi kenyataan bahwa sebagian besar kondisi pencahayaan tidak terlalu putih.
Banyak lampu dalam ruangan memiliki warna kekuning-kuningan untuk mereka, sementara lampu neon memiliki warna kebiru-biruan. Bahkan cahaya alami sedikit lebih biru dari yang anda bayangkan. Anda dapat mengatur white balance secara manual dengan menyesuaikannya ke atas atau ke bawah atau memilih pengaturan yang sesuai, kemudian mengambil beberapa gambar sebagai uji coba untuk melihat mana yang paling alami.
Sebagai alternatif, anda dapat menggunakan fungsi white balance otomatis kamera. Hal ini bisa dilakukan dengan mengarahkan kamera pada benda putih, seperti selembar kertas besar (inilah mengapa van berita hampir selalu berwarna putih – jadi operator kamera memiliki cara mudah untuk mengatur keseimbangan putih). Saat menekan tombol white balance, kamera akan secara otomatis menyesuaikan diri dengan kondisi cahaya yang ada.
10. Post Processing (Proses pengolahan gambar paskah pemotretan)
Dengan foto digital, pekerjaan anda tidak berakhir saat foto diambil. Sementara Photoshop adalah paket software pengolahan foto yang paling terkenal, ada puluhan lagi yang bisa digunakan untuk mengubah dan memanipulasi foto. Dengan latihan, anda bisa menggunakannya lebih baik lagi daripada bereksperimen secara manual dengan menempelkan foto wajah adik perempuan anda ke foto binatang yang anda ambil di kebun binatang.
Bagi pemula, belajarlah menggunakan Photoshop. Anda bisa menggunakan Photoshop untuk menyesuaikan kecerahan, kontras, dan keseimbangan warna foto anda. Ini adalah cara mudah membuat foto yang lumayan buruk menjadi terlihat hebat. Bagi mereka yang sudah terbiasa menggunakan Photoshop, mereka bisa bermain-main dengan warna, menerapkan efek khusus atau membuat gabungan beberapa foto. Misalnya, jika anda mengambil gambar seekor anjing di depan jendela, maka anda bisa mendapatkan foto anjing itu terpapar dengan baik tapi jendelanya terlalu terang, dan satunya lagi dengan jendela terbuka tapi anjingnya terlalu gelap. Dalam proses editing, anda bisa menggabungkan keduanya menjadi satu gambar yang terlihat sempurna.
Demikianlah artikel mengenai 10 istilah-istilah penting dalam fotografi yang perlu kamu ketahui. Kiranya artikel ini bisa bermanfaat. Selamat mencoba …