Tahukah anda bahwa belajar fotografi merupakan sebuah hobi yang sangat menyenangkan sekaligus menguntungkan? Anda tahu kenapa? Ada beragam alasan mengapa belajar fotografi itu bisa sangat menyenangkan dan menguntungkan. Paling tidak ada 7 alasan utamanya adalah: Apa saja itu?
- Melepaskan stress
- Menyalurkan hobi
- Mengasah bakat yang terpendam
- Menjadi jalan untuk memahami kehidupan
- Mengasah jiwa entrepreneurship anda
- Menambah teman dan relasi
- Bisa menjadi sumber penghasilan
Sudah paham khan mengapa saya bilang menyenangkan dan menguntungkan? Kalo pendapat anda sendiri bagaimana? Apapun pendapat anda, belajar fotografi itu seperti kita belajar sepeda pertama kalinya. Mendebarkan, menantang tetapi juga menyenangkan dan mengasyikan.
Butuh proses, waktu dan kesabaran. Tidak instan. Namun, ada kabar baiknya bro? apa kabar baiknya?
Kabar baiknya adalah segera setelah anda belajar dan perlahan merasa bisa dan anda akan lebih menikmati proses belajar tersebut dan anda semakin enjoy, anda akan merasakan ada getaran energi positif yang mengalir di tubuh anda yang membuat anda senantiasa merasa semangat dan bergairah untuk melakukannya lagi, lagi dan lagi.
Itulah alasannya mengapa kita bisa menjelaskan orang – orang yang hobi terhadap sesuatu apapun itu termasuk hobi motret dan fotografi rela menghabiskan berjam-jam setiap harinya tanpa pernah merasa lelah dan capek.
Meraka rela, tulus dan ikhlas memberikan apapun yang mereka bisa asalkan mereka bisa melakukannya. Bahkan terkadang, hal itu dilakukannya sebagai obat penghilang stress bagi dirinya.
Pada tataran tertentu, orang – orang yang sudah hobi banget dan menyatu dengan fotografi bahkan rela membayar lebih hanya untuk mendapatkan kesenangan dari hobinya itu.
Nah, saya punya pertanyaan buat anda. Ketika anda belajar fotografi apakah anda senang melakukannya dan menikmatinya? Atau anda merasa terbebani dan kadang merasa susah, tidak berkembang dan terkadang merasa bahwa belajar fotografi itu sulit?
Kalau anda menjawab ya untuk pertanyaan pertama, saya ucapkan selamat! Karena anda sebenarnya sudah memiliki bakat, talenta dan passion yang terpendam dalam bidang fotografi. Anda tinggal mengasahnya saja lewat belajar dan praktik serta latihan yang terus menerus. Anda akan lebih mudah berhasil.
Nah, jika anda termasuk dalam kategori pertanyaan yang kedua. Jangan berkecil hati. Segala sesuatu ada jalan keluarnya. Segala sesuatu ada solusinya. Untuk itulah tulisan ini dibuat, khusus bagi anda pemula dalam bidang fotografi yang ingin mempelajari fotografi lebih dalam lagi.
Anda mungkin bisa belajar fotografi secara otodidak. Anda juga bisa belajar fotografi dengan cara mendownload file – file pdf yang ada di internet lalu anda pelajari satu per satu. Namun, tentu saja itu memakan waktu yang sangat lama. It’s time consuming.
Jika anda punya pembimbing atau mentor yang telah pro atau master di bidangnya, maka belajar fotografi bisa menjadi lebih cepat dan kemungkinan berhasilnya jauh lebih besar.
Salah satu cara terbaik belajar adalah belajar dari orang yang memang kompeten di bidangnya yang ahli di bidang tersebut setelah itu anda mengajarkannya ke orang lain. Yah, itu cara belajar tercepat. Belajar dengan cara praktik langsung dari yang terbaik di bidangnya lalu belajar mengajarkannya ke orang lain.
Nah, sehubungan dengan itu, dalam tulisan kali ini kami (foto.co.id) akan berbagi 12 tips dan trik belajar fotografi khusus bagi anda yang pemula dalam bidang fotografi.
- Belajar Dari Yang Terbaik (Ahli) Di Bidangnya
Salah satu cara tercepat dalam belajar, belajar apapun itu termasuk belajar fotografi adalah dengan belajar dari yang terbaik. Belajar dari yang sudah ahli di bidangnya. (Learning from the Best. Learning from the Master)
Bahkan ada sebuah peribahasa Cina yang terkenal yang berujar: “Belajar satu malam dengan seorang yang superior, yang terbaik sama nilainya dengan belajar dengan orang yang biasa – biasa saja bertahun-tahun”
Sungguh sangat menghemat waktu anda bukan? Yah. Anda tetap bisa belajar otodidak, namun belajarnya harus langsung dari orang yang anda jadikan teladan. Referensi anda dalam belajar. Jangan dari yang biasa – biasa saja.
Dalam bidang fotografi, siapa master fotografi dunia? Yah, harus dunia dong, jangan hanya dari Indonesia saja. Tidak berkembang. Kalau mau menjadi yang terbaik dengan cara tercepat. Habiskan waktu anda dengan belajar langsung melalui referensi para maestro fotografi terbaik dunia.
Menurut Tung Desem Waringin, Pelatih Sukses No.1 Indonesia, Jika anda ingin melakukan sesuatu atau menguasai suatu bidang dengan kemungkinan berhasilnya 98%, belajarlah dan kerjasama langsung dengan orang-orang yang terbaik di bidangnya yang ada di dunia.
Kalau anda belum mampu mencontoh yang terbaik, minimal memiliki mentor yang sudah professional yang bisa anda jadikan teladan dalam belajar. Kalau mau diibaratkan, seorang fotografer pemula itu layaknya seorang anak kecil yang masih perlu bimbingan.
Singkatnya, anda harus punya seorang referensi yang bisa anda jadikan contoh. Siapapun yang anda anggap sudah ahli, bisa anda jadikan master! Mencontoh yang dimaksud bukan berarti menjiplak atau melakukan imitasi dengan meng-copy mentah-mentah, bukan!
Tapi, melakukan ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). Lama kelamaan dengan sejumlah modifikasi yang anda lakukan, akan lahirlah gaya atau teknik foto yang baru khas anda sendiri. Gaya yang orisinal hasil kreasi anda sendiri. Keren, bukan?
- Belajar Mengenal Dan Mengoperasikan Kamera
Salah satu langkah pertama yang terpenting dalam belajar fotografi otodidak adalah dengan belajar mengenali dan mengoperasikan kamera anda. Apa fungsi dari fitur yang ada di kamera anda. Apa kegunaan tombol-tombol yang ada di kamera anda.
Dan tentu saja hal ini tergantung dari apa jenis kamera yang anda miliki.
Jujur, sebagai pemula, mudah bagi kita untuk merasa bingung dengan beragam tombol, menu, dan fitur-fitur yang ada dalam sebuah kamera. Apalagi pada kamera sekelas DSLR atau mirrorless ataupun kamera film.
Sudah pasti lebih ribet bin njlimet abis dah hahaha J Anda bingung? Sama, saya juga bingung… yah udah, mari kita bingung berjamaah aja bro hahaha J
Apapun jenis kamera yang anda miliki, pada dasarnya ada 3 fitur dasar standar yang dimiliki hampir semua jenis kamera. Apa saja itu? Shutter speed (kecepatan rana), aperture (bukaan) dan tingkatan ISO.
Dengan memahami kegunaan masing-masing fitur, akan lebih mudah bagi anda untuk menghasilkan foto yang keren, menarik dan berkualitas.
- Belajar Mengenal Jenis – Jenis Lensa dan Fungsinya
Lensa adalah salah satu dari 2 komponen utama yang membentuk sebuah kamera, khususnya kamera DSLR atau mirrorless. Yang pertama adalah bodi kamera dan yang kedua adalah lensa kamera itu sendiri.
Keduanya tidak bisa dipisahkan, karena kalau dipisahkan tidak akan bisa berfungsi sebagai mana mestinya. Yah, kecuali anda ngeyel mau pake kamera tanpa lensa hahaha
Oke, sekarang kita akan membahas jenis – jenis lensa yang pada umumnya dipakai dalam dunia fotografi. Secara garis besar, lensa terbagi dua yaitu lensa zoom dan lensa fix. Mari kita lihat keunikan dari kedua jenis lensa ini.
Apa itu lensa zoom?
Lensa zoom adalah lensa yang panjang fokal lensanya bisa diubah-ubah. Salah satu lensa zoom yang paling terkenal mungkin sudah anda miliki yaitu lensa kit.
Umumnya panjang fokal lensa kit dimulai dari 18mm dan berakhir di 55mm. Lensa kit begitu terkenal karena harganya murah dengan kualitas yang masih bisa diandalkan.
Kelebihan utama dari lensa zoom adalah fleksibilitas yang anda bisa dapatkan dalam satu lensa. Artinya anda tidak perlu gonta-ganti lensa lagi untuk bisa mendapatkan jarak fokal lensa yang anda inginkan. Nah, yang kedua adalah lensa fix.
Apa itu lensa fix?
Lensa fix atau lensa tetap (fix = tak berubah) merupakan kebalikan dari lensa zoom dimana lensa yang ada tidak bisa diubah-ubah. Anda hanya bisa pasrah menerima kenyataan fokal lensa yang tertera di bodi lensa tersebut.
Contohnya, jika anda memiliki lensa fix 50mm anda tidak akan mungkin memotret landscape dan mendapatkan sudut pandang sama seperti lensa 18mm. Bahkan sekalipun anda mundur hingga jaran yang jauh pun hasilnya tetap akan beda.
Keuntungan utama dari lensa fix ini adalah kualitasnya yang secara rata-rata lebih baik daripada lensa zoom di rentang harga yang sama.
Selain itu, keuntungan lain dari memilih lensa jenis ini adalah factor harga yang lebih murah, ringan serta memiliki bukaan maksimum yang besar (umumnya f/1.8 – f/1.2). Kekurangan utama yah itu tadi tidak bisa zoom 🙂
Anda harus maju mundur manual dengan kaki sendiri untuk mengkomposisikan gambar, yah hitung-hitung olahragalah hehehe 🙂
- Belajar Komposisi Foto
Aspek komposisi memegang peranan yang sangat penting dalam fotografi. Kalau boleh dikatakan salah satu yang paling penting. Khususnya bagi anda yang hobi dan memiliki passion dalam bidang fotografi.
Karena komposisi akan menentukan seberapa bagus foto anda, apakah foto anda memiliki makna dan cerita ataupun feel atau hanya sekedar jepret – jepret biasa saja.
Apalagi jika anda ingin mencari rejeki dari hasil foto anda. Anda yang ingin mengkomersilkan hasil jepretan anda, lakukan segala usaha dan upaya agar foto anda terlihat bagus, keren dan menarik. Memiliki komposisi yang pas, seimbang dan indah.
Karena jujur, manusia adalah makhluk visual yang sangat mudah tergerak oleh apa yang dilihat oleh mata mereka. Nah, jika anda memiliki foto dengan komposisi dan elemen-elemen yang seimbang, indah dan menarik.
Jangan ragu untuk mengkomersiilkannya. Anda bisa menawarkannya kepada orang, teman atau siapa saja yang kira-kira akan tertarik denganhasil foto anda. Anda bisa memanfaatkan internet dan media social untuk mengkomersiilkannya.
Satu hal yang harus anda ingat adalah upayakan agar hasil jepretan atau foto anda mengarahkan mata pada objek yang difokuskan dengan keseimbangan komposisi, elemen, dan warna yang menarik dan eye-catching.
- Belajar Mengenal “Depth of Field” (DoF)
Ambillah foto sesering mungkin, dimana saja dan kapan saja. Lakukan latihan memotret dengan menggunakan bukaan yang berbeda dan coba periksa hasil foto anda. Pelajari bagaimana unsur Depth of Field (kedalaman fokus foto) mempengaruhi hasil bidikan anda.
Anda akan menemukan bahwa Depth of Field yang lebih kecil atau sempit (f-stop lebih kecil, misalnya f/2.8) menghasilkan gambar yang semua fokusnya tertuju pada objek utama dan backgroundnya terlliihat lebih kabur.
Teknik foto ini cocok digunakan untuk memotret orang-orang yang anda sayangi dan anda kasihi seperti anak anda, pasangan anda, ataupun binatang kesayangan anda, foto model, dll.
Sebaliknya, untuk Depth of Field yang lebih besar (f-stop lebih besar, misalnya f/22) akan menghasilkan foto dengan fokus ke semua area yang terlihat dalam viewfinder atau jendela bidik. Teknik ini sangat bagus untuk digunakan memotret pemandangan.
- Belajar Pencahayaan (Karakter, Arah Dan Intensitas Cahaya)
Inti dari fotografi adalah cahaya. Cahaya adalah kehidupan. Cahaya adalah raja. Cahaya adalah segalanya. Tanpa cahaya tidak ada yang namanya fotografi. Bukankah fotografi berarti melukis atau menggambar dengan cahaya?
Karena itu adalah penting kiranya agar anda benar-benar memahami karakter cahaya, arahnya dan intensitasnya. Ada 2 jenis cahaya, cahaya alami (sunlight) dan cahaya buatan (artificial light).
Lebih disarankan untuk gunakan pencahayaan alami, pastikan pencahayaan yang ada cukup. Jangan berlebihan apalagi kurang. Perhatikan karakter cahaya, bagaimana arah dan intensitasnya. Hal ini sangat penting.
Perhatikan posisi matahari sehingga anda bisa mengetahui dengan jelas arah sumber cahaya yang ada. Hal ini sangat penting jika anda ingin menghasilkan foto yang terang, tajam dan jernih.
Jika anda ingin melakukan foto siluet, lakukan pemotretan dengan posisi matahari tepat berada di belakang objek. Sebaliknya, jika anda ingin cahaya fokus pada objek maka lakukan pemotretan dengan posisi matahari berada di depan atau disamping objek.
Selain cahaya alami yang bersumber dari matahari, anda juga bisa menggunakan cahaya lampu atau flash dari kamera anda. Penggunaan lampu dianggap lebih fleksibel dalam menentukan arah datangnya cahaya sehingga dapat menghasilkan foto yang lebih tajam.
Karena itu, banyak fotografer yang hanya memanfaatkan cahaya alami. Cahaya di pagi hari adalah pilihan terbaik karena memiliki karakter yang lembut dan shadow yang lebih minim. Sedangkan di sore hari, kita perlu menggunakan cahaya tambahan untuk memperlembut shadow atau bayangan.
Cahaya natural memiliki keunggulan tersendiri yakni mampu menampilkan detail, bentuk dan warna yang riil dan nyata. Penggunaan cahaya matahari sebagai main light atau pencahayaan utama sangat dianjurkan.
- Belajar Memahami “Exposure”
Dalam dunia fotografi sering kita mendengar istilah exposure, under exposure dan over exposure. Apa sih sebenarnya eksposur itu? Eksposur adalah nyawa dari fotografi.
Eksposur mengacu pada seberapa banyak cahaya yang jatuh dan masuk ke medium (film atau sensor gambar) yang akan mempengaruhi seberapa terang dan gelapnya foto yang dihasilkan oleh kamera.
Jika paparan cahaya yang diterima terlalu banyak maka hasil foto yang dihasilkan menjadi terlalu terang. Ini yang sering disebut sebagai over exposure sebaliknya jika cahaya yang diterima terlalu sedikit maka foto yang dihasilkan juga terlalu gelap, ini yang disebut sebagai under exposure.
- Belajar Aturan Dasar “Rule of Third”
Rule of third atau aturan sepertiga adalah petunjuk bagaimana caranya memosisikan objek di sepertiga bagian dalam foto agar lebih enak dlihat. Pada aturan sepertiga, bidang foto dibagi menjadi tiga bagian sama besar.
Baik secara horizontal maupun vertikal, sehingga objek terlihat lebih indah dan seimbang. Tiga bagian sama besar ini membuat foto jadi mempunyai 9 area sama besar.
Perpotongan garis vertikal dan horizontal merupakan titik perhatian pemirsa (viewer) dalam menyaksikan suatu gambar atau adegan dalam gambar. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:
9. Belajar Menggunakan Filter
Pemberian efek filter seperti hitam putih, sepia, efek negatif foto, dan sebagainya boleh jadi bagus, boleh jadi kurang bagus. Hal ini sifatnya relatif dan subjektif. Tapi, menurut kebanyakan orang kalau foto sudah terlalu banyak diberi filter, hasilnya malah jadi kurang bagus.
Editlah dengan tujuan utama untuk memperkuat kesan foto, bukan untuk menghiasnya. Karena jika berlebihan, kesan yang ingin ditonjolkan dari sebuah foto akan berkurang.
Pesan yang ingin disampaikan juga akan bias. Justru, foto yang dibiarkan sederhana dan tidak terlalu banyak polesan atau filter bisa menjadi lebih bagus. Karena itu, sebisa mungkin meminimalisir pemberian efek filter yang berlebihan alias lebay hehehe J
- Belajar Bereksprimen Dengan Angle dan Perspektif Yang Berbeda
Cobalah memotret dari tempat yang tidak biasa. Coba perspektif yang berbeda. Foto dari sudut pandang atau angle dan perspektif yang biasa-biasa saja maka hasilnya pun akan biasa-biasa saja.
Karena itu, cobalah memotret dari angle atau perspektif yang berbeda. Misalnya, jongkok dan potretlah dari sudut dan perspektif yang lebih rendah dari objek fotonya. Dengan begitu foto kita akan memberi kesan khusus yang tidak biasa dilihat mata manusia normal.
Atau sesekali cobalah memotret pesawat yang terbang dari tempat yang paling rendah dan horizontal. Sehingga memberi efek lain pada mata dan foto anda.
Mengambil foto dengan perspektif yang unik, berbeda dan tidak biasa dapat menciptakan kesan yang mendalam pada foto anda. Hal ini juga akan membuat foto tersebut lebih memorable (selalu dikenang).
Dengan perspektif yang berbeda, akan menciptakan ilusi optik atau efek optikal pada mata sehingga objek foto yang dihasilkan terlihat unik, tidak biasa dan berbeda.
- Belajar Teknik Foto “Panning”
Anda tau apa itu panning? Panning adalah salah satu teknik fotografi yang digunakan untuk membekukan gerakan benda yang bergerak. Ide dibalik teknik panning ini adalah untuk mengatasi masalah dalam menangkap objek yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
Ciri-ciri foto dengan teknik panning adalah fokus dengan tajam terhadap objek yang bergerak sedangkan background nya blur atau kabur. Anda mungkin penasaran. Bagaimana sih teknik foto panning itu? Ada 8 langkah mudah menerapkan teknik foto panning, simak tipsnya dibawah ini.
- Pilih shutter speed yang lebih rendah dari yang anda sering gunakan. Mulai dengan 1/30 sec kemudian coba shutter speed yang lebih rendah. Shutter speed yang digunakan tergantung pada jumlah cahaya dan kecepatan objek, gunakan 1/60 sec hingga 1/8 sec
- Posisikan diri anda di tempat dimana pandandan anda terhadap objek tidak akan terhalang oleh siapapun, atau apapun. Pertimbangkan juga background dari objek anda, meskipun akan blur tapi jangan sampai mengganggu objek anda. Background yang berwarna akan cenderung menghasilkan blur yang bagus.
- Jika anda menggunakan lensa yang panjang, gunakan tripod atau monopod dengan head yang bisa berputar agar pergerakan kamera lebih mulus dalam mengikuti objek.
- Jika anda menggunakan kamera dengan auto focus motor servo, anda dapat membiarkan kamera melakukan focus mengikuti pergerakan objek dengan menekan setengah tombol shutter.
- Jika kamera anda tidak memiliki auto focus yang cukup cepat, anda harus melakukan pra-fokus pada kamera anda di tempat dimana anda aan menekan tombol shutter.
- Ikuti pergerakan objek sambil menekan setengah tombol shutter untuk mengambil fokus pada objek, jika pergerakan tangan anda sudah relatif sama dengan objek maka tekan penuh tombol shutter (lakukan selembut mungkin untuk mengurangi guncangan pada kamera)
- Stelah anda menekan tombol shutter terus ikuti arah pergerakan objek sampai proses pengambilan gambar selesai
- Terakhir jangan lupa untuk terus praktek, praktek dan praktek. Kenapa? Yah, seperti kata pepatah: “practice makes perfect” praktik membuat kita mahir dan piawai. Lakukanlah banyak latihan dalam mempraktekan teknik
- Belajar Menciptakan Konsep Yang Menarik
Saat anda ingin memotret, apakah anda sering kebingungan menentukan seperti apa konsep fotografi yang ingin anda gunakan? Konsep dalam fotografi itu sangat penting.
Konsep fotografi adalah sebuah ide dasar yang dapat dikembangkan menjadi sebuah karya foto yang dapat menceritakan maksud dan tujuan dari sebuah foto. Dengan mengetahui konsep apa yang anda usung, akan memudahkan anda dalam menghasilkan foto yang lebih baik, menarik dan unik.
Ada 5 jenis konsep yang umum dalam fotografi, khususnya sebagai referensi anda saat hunting foto. J
- Tempo Doeloe
Ingin bernostalgia ke masa lalu? Senang dengan aksesoris dan fashion tahun 90-an? Coba konsep yang satu ini. Konsep ini ternyata masih banyak digunakan oleh para fotografer.
Umumnya hasil akhir foto menggunakan warna hitam putih atau sephia untuk lebih mendukung suasana tempo dulu.
Namun, satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah peralatan, property dan wardrobe-nya khususnya pada saat pemotretan sehingga dapat menguatkan kesan tempo doeloe yang ingin ditampilkan
- Imajinasi
Anda suka dengan tokoh – tokoh anime? Jika anda pencinta serial anime dan senang dengan salah satu karakter anime yang ada, anda dapat mencoba konsep yang satu ini.
Untuk memaksimalkannya, gunakan studio dan bantuan artificial lighting yang pas setelah itu lakukan editing foto. Maka hasil gambar yang ada nantinya bisa lebih maksimal.
- Vintage
Konsep yang satu ini layak anda coba. Manfaatkan lokasi yang jarang dikunjungi orang. Lokasi-lokasi yang bernuansa 80-an seperti jembatan penyebrangan yang jarang digunakan orang. Sesuaikan juga outfit atau wardrobe yang digunakan agar menambahkan kesan yang lebih vintage.
- Glamour
Konsep yang satu ini memadukan dan mengkombinasikan pencahayaan, make up, dan sentuhan brush untuk menghaislkan sebuah karya yang unik sekaligus romantic, dramatis dan sensual dari sebuah objek.
Jangan lupa untuk melakukan photo editing seperti koreksi warna, penambahan elemen hingga sentuhan brush agar gambar yang terlihat lebih hidup dan menarik.
- Siluet
Bagi anda yang pemula, konsep yang satu sangat layak anda coba. Siapkan seorang model yang bisa melakukan pose yang menunjukan bentuk badannya sendiri (sebaiknya bagian wajah tidak perlu menghadap kamera).
Anda juga tidak perlu mengkhawatirkan tentang bagaimana kostum yang digunakan karena hal itu bukanlah hal yang terpenting dalam konsep yang satu ini.
Demikian 12 tips dan trik dasar belajar fotografi khusus bagi pemula. Semoga tips trik diatas dapat membantu anda dalam belajar fotografi dengan lebih baik lagi. Stay strong and keep optimistic! 🙂