Memotret pada malam hari memang sangat menantang, Karena pada malam hari cahaya sangat minim. Berbeda halnya saat anda memotret siang hari, dimana anda dapat memperoleh cahaya lebih serta anda dengan mudah mendapatkan sumber cahaya alami dari matahari atau saat anda mendekat ke jendela saat ingin memotret. Tapi, anda tidak perlu ragu lagi untuk memotret dimalam hari, berikut kami memiliki beberapa tips untuk anda, saat ingin memotret dimalam hari dengan menggunakan kamera Nikon dan Canon dan pastinya anda akan mendapatkan hasil foto yang keren dalam kondisi minim cahaya, sekalipun.
Memotret dengan Canon
Goncangan Kamera
Ini sudah sangat jelas terjadi, masalah utama yang timbul saat memotret pada malam hari, yaitu rendahnya tingkat pencahayaan. Anda dapat membuat sensor kamera digital menjadi lebih sensitif/peka terhadap cahaya dengan meningkatkan nilai ISO. Anda juga dapat memotret dengan lensa wide aperture untuk meningkatkan jumlah cahaya yang ditangkap oleh sensor. Tapi, dengan begitu, anda juga harus menggunakan shutter speed yang lebih lama untuk menghasilkan pencahayaan yang tepat.
Masalah yang timbul saat anda menggunakan shutter speed yang lebih lama, yaitu goncangan pada kamera. Anda tidak dapat menjaga kinerja kamera seutuhnya jika anda memegangnya ditangan. Menggunakan shutter speed lebih lama tidak mengurangi jumlah goncangan kamera, tapi cara ini justru meningkatkan resiko hal tersebut terjadi, jarak fokus yang lebih luas juga meningkatkan resiko terjadinya goncangan kamera. Jadi, satu saran untuk pemotretan dimalam hari, yaitu gunakanlah lensa dengan jarak fokus yang lebih sempit, contohnya: Jarak fokus 18mm atau 24mm.
Gunakan Tripod
Sekeras apa pun anda berusaha untuk tetap memegang kamera dengan baik, pasti masih tetap saja bergoyang, entah itu dari arah samping, atau dari depan kebelakang. Saat anda menggunakan tripod yang tepat, serta dengan posisi yang benar membuat anda memperoleh waktu pencahayaan beberapa menit tanpa adanya goncangan kamera. Resiko utama goyangnya kamera anda ketika diatas tripod, yaitu saat anda menekan tombol shutter untuk memulai pencahayaan. Menyentuh kamera dapat menimbulkan sedikit goncangan. Hal ini dapat diselesaikan selama satu hingga dua menit serta mungkin menimbulkan pencahayaan selama beberapa detik atau lebih. Untuk menghindari hal ini terjadi, anda dapat menggunakan fungsi self-timer pada kamera EOS anda. Cara ini menghindari terjadinya goncangan pada kamera saat anda menekan tombol shutter untuk dimatikan sebelum pencahayaan dibuat. Menahan tombol shutter selama dua detik adalah cara paling cocok saat memotret subjek statis, dengan kamera anda berada diatas tripod.
Remote Pemotret
Jika anda memotret subjek yang bergerak dan ingin menghidupkan shutter diwaktu yang tepat, anda dapat menggunakan Canon Remote Switch. Remote ini memiliki kabel pendek dengan sebuah lubang plug yang terhubung dengan stop kontak remote pada kamera. Dibagian ujung kabel, terdapat unit terkecil dengan sebuah tombol. Memencet tombol fungsi ini pada kamera, mengurangi resiko terjadinya goncangan kamera.
Fitur Mirror Lock-Up
Banyak kamera EOS (Electro Optical System) yang menawarkan fitur mirror lock-up, yang pengaturannya menggunakan fungsi kustom. Cermin refleks di dalam kamera yang memantulkan cahaya ke viewfinder. Pada awal sebuah pencahayaan, cermin tersebut berayun untuk membiarkan cahaya masuk kedalam sensor dibelakang kamera. Sedikit getaran dapat terjadi pada kamera, saat cermin tersebut menyentuh bagian penyesuai gambar pada bagian atas kamera, ketika proses ini berjalan begitu cepat. Dengan fitur mirror lock-up, memencet tombol shutter sekali saja dapat menjalankan fungsi dari cermin pada kamera. Anda dapat menunggu satu atau dua detik hingga getaran berhenti sebelum menekan tombol shutter lagi, untuk menambah kecepatan.
Beralihlah Ke Fokus Manual
Pemandangan di malam hari memang agak sulit untuk di potret secara akurat. Akibatnya yaitu karena kebanyakan tampilan yang gelap, serta karena bedanya pencahayaan dapat memberikan hasil yang sama bagus. Untuk memulainya, ambillah sebuah gambar dengan pencahayaan yang sesuai. Lalu anda dapat menyesuaikan salah satu pencahayaan yang tepat, seperti biasanya juga penyesuaian shutter speed serta mengambil gambar lainnya untuk melihat apakah cara tersebut bekerja pada gambar.dalam beberapa gambar tersebut, anda harus memperoleh sebuah gambar yang anda sukai. Jangan berhenti sampai di sini. Teruslah mencoba dengan pencahayaan yang berbeda untuk melihat bahwa masih ada hasil yang lebih baik, lainnya.
Pencahayaan Lampu Pijar (Bulb Eksposur)
Anda dapat mengatur waktu pencahayaan diatas 30 detik pada EOS anda. Mode Bulb (B) memberikan anda pencahayaan yang lebih lama. Bagaimana untuk mengatur variasi modus B sedemikian rupa, periksalah instruksi manual anda untuk detail pengaturan yang tepat. Saat anda menekan dan menahan tombol shutter pada modus B, tombol shutter akan terbuka dan bertahan hingga anda melepaskannya. Sebuah remote pengalih akan mengizinkan anda untuk mengunci tombol shutter yang terbuka, sehingga anda tidak perlu menjaga tombol untuk terus tertekan selama pencahayaan yang lama. Dengan mirror lock-up, anda hanya cukup menekan tombol shutter sekali saja. Lalu, anda dapat menunggu satu atau dua detik hingga getaran berhenti sebelum menekan tombol shutter lagi, untuk menambah kecepatan.
Mengurangi Kebisingan dalam Gambar
Pencahayaan yang lama dapat menimbulkan “kebisingan” dalam sebuah gambar. Hal ini dapat merusak gambar serta membuat detail menjadi buruk, beberapa kamera EOS terbaru memiliki fitur Long Exposure Noise Reduction yang dapat dinyalakan pada menu pengaturan kamera. Kamera akan mengurangi banyak kebisingan yang terdapat pada gambar dan menyimpannya dalam kartu memori. Akan tetapi, kamera mengerjakan ini dalam waktu yang cukup lama, sama halnya untuk pencahayaan yang sebenarnya. Jadi, pencahayaan selama dua menit akan mengambil waktu sebelum ditampilkannya gambar anda pada layar review. Anda tidak dapat memotret gambar lain selama proses ini masih berjalan.
Memotret dalam format Raw sangat disarankan untuk fotografi dimalam hari, sebab format ini menawarkan lebih banyak penyesuaian gambar saat menggunakan perangkat lunak Canon Digital Photo Professional (DPP), daripada menggunakan file kualitas JPEG. Aplikasi ini juga memungkinkan anda untuk tidak menggunakan lagi Long Exposure Noise Reduction dan anda dapat mengurangi kebisingan dalam gambar dengan aplikasi Digital Photo Professional.
Penentuan Subjek
Sekarang anda telah memahami teknik-tekniknya, berikutnya anda harus memilih pencahayaan yang cocok serta subjek yang tepat. Senja yang singkat, setelah matahari mulai terbenam merupakan pilihan yang efektif untuk dijadikan subjek foto anda. Hamparan langit yang sudah hampir kelihatan tidak jelas, karena matahari sudah tidak terlihat. Ketika matahari memberi cahaya redup dilangit, akan tercipta cahaya yang lebih lembut daripada yang dihasilkan saat matahari bersinar terik, itulah sebabnya anda sering melihat warna yang menakjubkan ketika senja. Efek yang sama juga terlihat ketika fajar, jadi jika subjek anda tidak berada pada posisi yang tepat untuk memanfaatkan cahaya senja, cobalah untuk bangun cepat dan lihatlah memotret dengan arah berlawanan terhadap matahari lebih baik.
Di perkotaan, cahaya seringkali menjadi subjek. Bereksperimen dengan fotografi sinar lampu neon, sinar buatan, serta penerangan dari gedung-gedung tinggi. Memotret dengan pencahayaan berbeda untuk melihat semua hasil yang mungkin terjadi. Memotret setelah baru saja hujan badai sangat lebih menarik, karena cahaya yang dihasilkan dari jalanan yang basah dan oleh genangan air. Kembang api juga merupakan subjek terbaik. Prosedur standar untuk mengatur shutter speed lebih lama untuk memotret titik dan percikannya. Atur kamera pada modus manual (M) dan Aperture antara f/8 dan f/16 serta shutter speed antara 5 dan 10 detik. Shutter speed akan bekerja bergantung pada frekuensi meletusnya kembang api, meskipun sangat mungkin kamera anda untuk diatur dalam mode auto-fokus, tapi sepertinya akan sedikit sulit berfungsi dalam kegelapan. Jadi, lebih baik jika anda mengatur lensa dalam Manual Focus (MF) dan berfokuslah pada sesuatu dengan jarak yang sama jauh dengan kembang api.
Memotret dengan Nikon
Memotret di Pedesaan
Cahaya di kota dan keramaian dapat menciptakan sebuah sinar orange dan silau yang dapat merusak potret langit malam hari. Anda butuh untuk mencoba memotret di pedesaan, dimana ditempat tersebut tidak ada polusi cahaya dan pastinya anda akan mendapatkan hasil potret yang lebih baik. Mungkin hal ini sudah jelas dan tak perlu dijelaskan lagi, tapi anda akan bertahan lebih lama untuk memotret. Jadi, ide ini sebaiknya anda kemas baik-baik. Ambillah sebuah minuman hangat lalu kemudian bersiaplah untuk sesuatu yang menakjubkan!
Mendekatlah Pada Cahaya
Anda mungkin mengira bahwa sebuah lensa tele merupakan lensa terbaik untuk memotret bintang, karena lensa ini dapat lebih mendekatkan anda pada langit, tapi sesungguhnya sebuah lensa tele dapat membatasi jarak anda dengan langit, saat pemotretan anda. Untuk memotret hamparan langit yang luas, dan mungkin juga untuk beberapa foto landscape diakhir pemotretan anda, sebuah lensa wide angle mungkin lebih baik untuk mendapatkan kesan kebesaran galaksi bimasakti dalam foto anda. Sebagai tambahan, dalam kegelapan anda mungkin membutuhkan sebuah lensa nikkor yang memiliki kemampuan untuk memperoleh cahaya lebih meskipun anda tidak menggunakannya pada aperture maksimum. Jadi, jika anda memilikinya, lensa Nikkor AF-S ini dapat anda atur pada aperture 20mm f/1.8G, untuk hasil foto yang ideal.
Gunakan Sebuah Kamera dengan Kemampuan Memotret Terbaik, dalam Kondisi Minim Cahaya Sekalipun.
Sebuah kamera seperti Nikon D-3400 akan memberi anda hasil foto terbaik dan sempurna dalam kondisi minim cahaya, serta dengan nilai ISO yang lebih tinggi, sama baiknya dengan fitur-fitur manual yang anda butuhkan dan inginkan seperti shutter speed yang sangat pelan untuk menangkap seluruh cahaya yang dibutuhkan untuk fotografi langit dimalam hari.
Atur Kamera Anda dalam Modus Pemotretan Langit Malam Hari
Untuk pemotretan malam hari, anda harus menggunakan nilai ISO yang relatif tinggi, mungkin sekitar 800 atau 1600 serta yang mengejutkan yaitu aperture yang lebih luas. Anda juga harus mengatur fokus dalam jumlah yang tidak terbatas. Gunakan modus bulb, jadi anda dapat mengontrol seberapa lama shutter terbuka. Jika anda tidak ingin memotret sekumpulan bintang, potretlah garis cahaya yang dihasilkan oleh bintang saat bergerak mengitari langit. Anda dapat menggunakan jarak focal length pada angka 600. Dengan membagi focal length pada lensa dengan angka 600, anda akan lebih mudah untuk membidik dan kemudian anda bisa membiarkan shutter tetap terbuka, meskipun sekumpulan bintang yang akan dipotret belum kelihatan. Anda dapat memotret beberapa gambar tanpa menggerakkan kamera.
Susun Foto anda Agar Terkesan Lebih Nyata
Jika foto anda kelihatan biasa-biasa saja pada layar kamera, jangan panik. Anda dapat menyusun foto anda bersamaan saat anda mengolahnya serta memberi warna yang lebih hidup untuk menciptakan potret malam hari yang luar biasa. Ketika anda menyusun gambar, anda sebaiknya menggabungkan seluruh foto dalam format File TIFF. Anda dapat mengedit bentuk serta levelnya kemudian, pada Photoshop untuk memberi kesan warna langit yang lebih nyata yang tak dapat dilihat secara kasat mata.
Kesimpulan
Setiap kamera memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, Jadi anda harus lebih teliti dalam menggunakan tiap fungsi dari kamera yang anda miliki. Kamera Nikon dan Canon hadir untuk anda dengan fitur-fitur handal yang dimilikinya untuk hasil foto terbaik, khususnya bagi anda yang tertarik dengan fotografi malam hari. Mungkin ada banyak upaya yang harus anda lalui untuk mendapatkan hasil akhir foto yang memuaskan, tapi jangan menyerah! Selamat mencoba 🙂
Referensi:
http://www.canon.co.uk/youconnect/learn/tutorials/night-photography/